CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6, Hasrat-Bispak28 "Aaah…", saya menjerit seram di saat tiba-tiba badanku terangkut, nyatanya Wawan memanggul ke-2  pahaku di atas pundaknya, dan ke-2  betisku yang terjuntai menekuk ke bawah ini melekat di punggung Wawan.

Saya lebih gak memiliki daya. Dengan tangan kiriku yang melingkar di leher pak Berbudiin yang berdiri di sisi kiriku, tangan kananku yang melingkar di leher Suwito yang berdiri di samping kananku, serta ke-2  pahaku yang dipanggul Wawan di pundak kanan serta kirinya, saya sudah tidak dapat ke mana saja kembali.

Kengerian sedikit menerpaku di saat saya mengetahui badanku melayang-layang cukuplah tinggi dari lantai, ditambah lagi dalam status seperti berikut mereka bawa badanku keluar kamarku, terus keluar sampai ke arah tempat jemuran pakaian.

Tetapi yang sangat membuatku kuatir yaitu kepala Wawan yang ada diantara ke-2  pahaku yang terbuka, dan yang nyata muka Wawan menghadap langsung di bibir vaginaku, amat dekat. Suatu jilatan yang sedang dilakukan Wawan mengawali pembantaian pada diriku, serta saya menggeliang kurang kuat gara-gara tingkah Wawan ini.

"Wan… jangan… angghhhk…", saya coba meminta, namun saya mesti melenguh di saat Wawan kembali memagut bibir vaginaku yang terpancang di hadapannya, serta badanku mengartikulasikanng istimewa tidak dapat kukendalikan kembali.

Belumlah cukup siksaan keasyikan yang kualami, pak Bijaksanain serta Suwito memperbanyak pasienanku. Mereka membeberkan bra yang membalut payudaraku, lalu nyaris berbarengan mereka menyesap ke-2  puting payudaraku yang berada di hadapan mereka. Saya mulai tidak dapat terima seluruh rangsangan ini, badanku menggelinjang serta mengartikulasikanng tidak dapat kukendalikan kembali.

"Mmmhh… udaaah…", saya mengesah serta meminta.

Tiada jawaban pada mereka atau tanda-tanda mereka pengen dengerin permintaanku. Mereka bertiga selalu merayu ke-2  puting payudaraku, pula bibir serta lubang vaginaku. Saya mulai teraniaya dalam keasyikan ini, hasratku telah naik tidak karuan, serta rasa panas mulai menjalari sekujur badanku.

"Ngghh… sudaah… mmhh… hentikaaan… aunghhh…", saya meminta dan merengek-rengek pada lenguhan serta rintihanku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

Tetapi memanglah salahku  sich, nampaknya sakit hati tiga pejantan ini terlampau besar selesai saya berkali kali merayu serta memancing hasrat mereka sepanjang hari ini. Mereka sekali-kali tidak mengacuhkan permintaanku dan dengan kejam mereka selalu menyiksaku.

Saya telah tidak kuat kembali. Pinggangku meliuk serta meliuk, kepalaku sampai terdongak gara-gara enaknya rangsangan bertubi tubi yang menimpa badanku ini. Karena status badanku yang seperti berikut, kepalaku jadi terjuntai ke bawah, serta rambutku yang terurai ini tersentak sentak ikuti pergerakan badanku.

Tiba-tiba mereka bertiga serempak hentikan perbuatan mereka, tapi mereka membebaskan badanku masih melayang-layang tinggi di bahu mereka. Saya mengerang perlahan-lahan, dalam hati saya terasa sedih sebab nikmat yang menyerangku ini jadi redup sewaktu mereka stop demikian saja sebagai berikut.

Namun saya cuma diam, saya gak ingin bercakap apa apa, mengharap atau lakukan perbuatan apa saja, kendati diam diam saya nikmati tersisa sisa pergolakan nafsu masih yang menimpa badanku.

"Non Eliza ingin turun?", bertanya Wawan sekalian meniup bibir vaginaku.

"I… iyaa…", jawabku dengan merengek-rengek serta saya sedikit menggoyang goyangkan pinggulku buat menjauhkan bibir vaginaku dari tiupan Wawan.

"Wan…", saya kembali merengek-rengek pada Wawan.

Dengan ke-2  betisku yang melekat di punggung Wawan, serta ke-2  pahaku yang menjepit kepala Wawan, pergerakanku sekalipun tidak berfungsi. Apa saja yang kulakukan, bibir vaginaku masih tetap berada pada hadapan paras Wawan yang sampai hati menyambung tingkahnya itu.

"Terus apa tanggung-jawab non baru saja udah membuat kita kita tegangan tinggi waktu tonton non di kamar tadi siang?", bertanya Suwito yang lantas menyeruput puting payudaraku yang berada pada hadapannya sampai saya menggelinjang dan melafalkanng kurang kuat.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Enggh… maaf deh… tapi… kalian kok kurang ajar sich… kalian itu ngintip saya, kok justru saya yang diperintah tanggung-jawab?? Semestinya kan saya yang geram??", dari meminta sekarang saya jadi tidak setuju dengan geram sekalian mengendalikan nafsuku pada saat Wawan serta Suwito repot menggempur wilayah wilayah peka di badanku ini.

Dengar omelanku, Wawan dan Suwito menyudahi gempuran mereka, dan mereka sama sama berpandangan sebentar.

Saya sendiri memandang geram dari mereka, akan tetapi saya gak dapat melakukan hal apa saja saat lagi badanku masih melayang-layang seperti berikut dengan ke-2  tangan dan kakiku yang ada dalam kekuasaan mereka.

"Wah tak mau tahu, utamanya non Eliza mesti tanggung-jawab. Lagian non Eliza udah membuat kita kita ngaceng berkali kali tanpa hasil semenjak pagi", kata Wawan lalu kembali memagut bibir vaginaku.

"Engghkk… ngghh…", saya melenguh kesenangan karena siksaan Wawan ini serta pinggangku kembali meliuk sampai perutku terangkut tinggi.

Saya ingin meronta, saya ingin meminta supaya mereka melepaskanku ini hari saja, lantaran saya tidak ingin pada kondisi lemas saat terima telephone Andy malam nanti. Saya ingin nikmati waktu saat mengobrol dengan Andy tiada siksaan rasa pegal maupun mengangut karena kecapekan.

Namun tidak beberapa lama kemudian saya sudah tidak sanggup kembali berpikiran tenang. Saya mengesah rintih kenikmatan saat ke-2  pergelangan tanganku dicengkam oleh pak Berbudiin serta Suwito, serta tangan mereka yang satunya mereka pakai buat meraba serta membelai perutku, sementara itu mereka berdua kembali mengulum puting puting payudaraku.

Semuanya ini masih ditambah lagi tingkah Wawan yang meraba raba ke-2  pahaku yang terpangku di pundaknya ini dengan ke-2  tangannya. Baru ini kali mereka bertiga menyiksaku dengan sekasar ini. Seluruh kesan keasyikan yang kurasakan ini begitu top serta mengacau pikiranku.

Selanjutnya saya memutuskan nikmati waktu saat jadi bulan bulanan tiga pejantan ini, dan saya cuman dapat mengharapkan malam nanti saya masih lumayan kuat untuk terima telephone Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Badanku menyebutng berulang-kali, pinggangku meliuk serta meliuk sangking nikmatnya rasa nikmat yang kuterima ini. Tanpa dapat kutahan kembali, saya mesti berserah alami orgasme.

Saya melenguh sejadi jadi serta mengulet istimewa melepas luapan liar ini, dan sekali ini tidak ada satu juga pada mereka yang ingin mengampuniku kendati pun saya meminta seperti apa saja.

Juga sekali ini mereka semakin memperhebat siksaan mereka padaku. Saya rasakan lidah Wawan menyerang masuk isikan lubang vaginaku, serta itu tetap ditambah lagi bibir Wawan yang memagut bibir vaginaku dengan liar.

"Aaahh… ooooh… Waaan…", sebuah cucupan yang sangat kuat oleh Wawan di bibir vaginaku membuatku menjerit kenikmatan.

Rasanya tiap-tiap kaitan tulang di seluruhnya badanku lepas waktu saya mesti menyebutng luar biasa karena tingkah Wawan ini. Ke-2  betisku melekat kuat di punggung Wawan, oleh karena itu lututku telah tidak dapat kutekuk kembali.

Ke-2  tanganku yang melingkar di leher pak Bijakin serta Suwito gak lepas meskipun saya menggeliang seperti apa saja. Mereka menggembok ke-2  pergelangan tanganku di muka dada mereka masing-masing dan tangan mereka yang satunya seperti tidak pernah jemu mainkan ke-2  payudaraku.

Dengan gerak badan yang terhambat sebagai berikut, saya berasa gak mempunyai daya bahkan juga sekedar utk lepaskan luapan orgasmeku. Tetapi diam diam saya jadi sangat puas ditangani sebagai berikut oleh mereka, serta saya sangatlah nikmati ketidak memiliki dayaanku ini.

VII. Pembantaian Itu Bersambung

"Telah dong… turunin saya ya…", saya meminta dan merengek-rengek dari mereka dengan napas yang tersengal.

"Aanggkkh…", saya melenguh sejadi jadi waktu jawaban yang kuterima ialah pagutan Wawan pada bibir vaginaku.

Tetapi cuman tidak lama saja, Wawan udah hentikan pagutannya. Dan dia turunkan ke-2  kakiku dari pangkuan pundaknya, membiarkanku bergantung lemas dengan ke-2  tanganku yang masih melingkar di leher pak Berbudiin serta Suwito, serta ke-2  pergelangan tanganku yang masih terkunci di muka dada mereka.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

Saya menyaksikan Wawan ke arah pintu yang batasi sisi dalam dan luar di lantai dua rumahku ini, dan dia ambil kunci pintu yang menempel di lubang kunci sisi dalam pintu itu, lalu memasangkan kunci itu di sisi luarnya.

Seterusnya Wawan tutup serta mengancing pintu itu, lalu dia masukkan kunci pintu itu dalam kantong celananya, sembari menyaksikanku dengan senyuman penuh cibiran, seakan akan mengucapkan jika sekali ini saya mustahil lolos.

Tiba-tiba saya terperanjat lantaran saya sadari satu soal. Bukan bab saya tidak kemungkinan dapat larikan diri, lantaran saya telah mengetahui kalaulah saya usaha lari ke bawah, kelanjutannnya di bawah kelak saya harus terkepung kembali oleh mereka dari 2 arah dan bakal selekasnya ketangkap kembali oleh mereka.

Yang kumaksud ialah, kenapa mereka menunjuk tempat jemuran busana ini untuk tempat menghajar diriku? Di daerah yang amat terbuka ini, bagaimana jika kelak rintihan serta lenguhanku sampai kedengar oleh orang yang melalui di jalan depan rumahku? Atau, bagaimana kalaupun kami hingga sampai kelihatan oleh tetangga di muka rumahku yang tanpa ada berencana lihat menjurus rumahku?

"Wan… tidak boleh di sini dong… di kamar saja ya…", saya mulai merengek-rengek.

"Agar non dapat lari?", bertanya Wawan dengan suara mengolok.

"Nggak… bukan begitu Wan… saya takut kalaupun di sini kelak suaraku kedengar orang di muka gimana… Iya dech saya janji gak bakal lari kembali", saya usaha meminta dengan suara memelas.

"Ya bila getho non gak boleh bernada, mudah kan?", jawab Wawan semaunya, serta dia mulai dekatiku.

Saya memandang Wawan sekalian menempatkan muka cemberut, namun tak lama setelahnya badanku menyebutng sewaktu ke-2  payudaraku telah kembali diremas remas oleh pak Bijakin serta Suwito.

"Eeh… mmmhh…", saya mengesah dan menggeliang, di antara kesenangan dan kesakitan.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Wawan terus merapat, serta saat ini penglihatanku berganti menuju di penis Wawan itu telah tegak menunjuk itu, yang siap buat mengeduk serta menyetubuhi lubang vaginaku.

Waktu Wawan udah membungkuk di hadapanku dan ke-2  pahaku yang kurapatkan mulai sejak barusan ini diperenggang olehnya, saya menggigit bibir serta pejamkan mataku, siap-siap mengikhlaskan lubang vaginaku ini terima tusukan sadis dari penis superior Wawan itu.

"Mmm…", saya mengerang perlahan sewaktu kurasakan bibirku ini di cium halus, dan saya masih pejamkan mataku.

Kecupan Wawan ini demikian mesra. Bikin jantungku berdetak cepat.

"Mmmhh…", saya kembali mendesah di saat kurasakan suatu jemari tangan tercelup masuk ke lubang vaginaku.

Jemari tangan yang nakal itu mulai mengeduk lubang vaginaku. Tambah lagi dengan remasan remasan halus di ke-2  payudaraku oleh pak Berbudiin serta Suwito,  kecupan mesra Wawan yang sekarang udah beralih menjadi pagutan penuh gairah di bibirku, semuanya membuatku mulai menderita dalam birahi.

Ke-2  lututku terasanya lemas. Kalaupun waktu ini ke-2  tanganku tidak melingkar di leher ke-2  pejantan yang ada di sebelah kanan serta kiriku ini, ke-2  kakiku ini tentu tidak bisa menyokong badanku. Saya kembali rapatkan ke-2  pahaku, coba membatasi derasnya laporkan jemari tangan Wawan yang mengundang rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Dalam pada itu saya terus mendesah terhenti pada saat bibirku lagi dipagut Wawan semacam ini, serta napasku mulai habis. Saya makin teraniaya dalam keasyikan ini. Saya tidak sanggup meronta, badanku rasanya sangat lemas, tenagaku musnah tidak tahu ke mana.

Saya buka mataku, memandang Wawan dengan sayu, coba menggelengkan kepalaku, mengharap dia memahami kodeku bila saya mulai menanggung derita sebab kekurangan napas. Akan tetapi Wawan jadi memperbanyak siksaan ini. Saya rasakan lidah Wawan melesak masuk ke mulutku, dan reflek saya membalasnya, sampai lidah kami sama-sama bertaut.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

Seterusnya, Wawan dengan kuat mengisap mulutku, menghirup serta mencucup air ludah dalam mulutku ini. Saya telah tak dapat bernafas kembali lantaran pergolakan birahi yang menempa diriku ini semacam menutup dadaku.

"Oooh…", saya menyambat lega waktu selanjutnya Wawan melepas pagutannya selesai suka menyesap semuanya air ludah di mulutku ini.

Napasku tersengal tidak karuan sehabis barusan saya cukuplah lama kekurangan napas. Saya usaha mengendalikan napasku ini, akan tetapi cubitan nakal Suwito di puting kanan payudaraku ini membikin napasku kembali mengincar.

Serta saat pak Berbudiin meremas kuat payudara kiriku, serta menyesap puting payudaraku itu dengan sekeras kuatnya, saya mendesah kesenangan nikmati seluruhnya cumbuan mereka ini.

"Aauw…", saya kembali meratap sewaktu Wawan dengan semaunya mengambil jemari tangannya yang semenjak barusan direndam masukkan ke lubang vaginaku.

‘Waan… masukkan lagi…', saya menjerit dalam hatiku.

Saya sedih. Saya gak pengin jemari tangan yang nakal itu keluar dari dalam lubang vaginaku. Saya pengin meminta di Wawan supaya dia ingin masukkan jemari tangannya kembali, atau justru masukkan penis perkasanya itu ke lubang vaginaku.

Namun saya masih lumayan sadar buat mengontrol harga diriku jadi nona majikan mereka. Karena itu saya mau tak mau diam dan pejamkan mataku, sekalian mengharapkan mudah-mudahan Wawan lekas merayu lubang vaginaku kembali.

"Mmmhh…", saya melenguh perlahan saat merasai suatu hal yang tebal, hangat dan basah menghimpit bibir vaginaku.

Saya lagi membuka mataku. Nyatanya kini Wawan sedang berjongkok di depanku dan menjilat-jilati bibir vaginaku. Ternyata Wawan masih ingin permainkanku, menganiaya diriku yang telah terbenam dalam pergolakan birahiku ini.

Seterusnya Wawan merengkuh ke-2  pahaku, lalu dia memagut bibir vaginaku. Saya mengerang kenikmatan, badanku kembali menggeliang, kurasakan cairan cintaku kembali meluluh.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Serta kesan yang gemilang menimpa diriku saat tau-tau Suwito menangkap serta memagut bibirku, dan pak Bijaksanain yang masih juga menyusu pada puting kiri payudaraku, sekarang pula meremasi payudaraku yang satunya, yang pernah tidak bekerja karena ditinggal oleh Suwito yang saat ini repot melumat habis bibirku.

"Mmmh… mmm…", saya mendesah nikmat karena cumbuan bertubi tubi yang sudah dilakukan tiga pejantanku ini, serta saya cuma dapat mengguman tidak terang lantaran bibirku yang dipagut dengan garang oleh Suwito.

Seakan seluruhnya belumlah cukup, sekarang Wawan kembali menusukkan lidahnya ke lubang vaginaku. Lidah itu merayu lubang vaginaku dengan nakal sekali, meliuk liuk ke kiri serta ke kanan, ke atas dan ke bawah, membuat mataku terbeliak, badanku melafalkanng serta menyebutng.

Saya sudah tentu menjerit kesenangan kalaupun bibirku tengah tidak dilumat oleh Suwito sebagai berikut.

"Mmmhh… mmmpphh…", dalam serangan mereka saya mengesah panjang dan badanku tersentak sekian kali menemani orgasme istimewa yang menempa badanku.

Otot perutku melafalkanng hingga sampai terasanya dapat kram, datangkan rasa nikmat pada merasa sakit yang menganiaya diriku. Semuanya masih tambah lagi dengan rasa nyeri yang tambah jadi di lubang vaginaku, yang memaksakanku untuk selalu orgasme.

Saya merasai cairan cintaku membanjir sangat banyak. Tetapi dengan kejam Wawan memagut bibir vaginaku kuat kuat serta pagutan itu gak lepas walaupun saya menggeliat seperti apa saja. Serta semua cairan cintaku yang tetap menetes itu dicucup serta diseruput Wawan hingga sampai habis.

"Mmmhk…", saya mengerang kurang kuat, pasrah.

Tiada yang dapat kulakukan selainnya menggelepar, meronta, mendesah ketahan. Tapi gelombang orgasme yang menderaku ini sekalipun tidak berhenti, sebab Wawan lagi mengeduk aduk lubang vaginaku dengan lidahnya, sementara itu Suwito tidak membebaskan bibirku dari pagutannya, sementara pak Bijaksanain masih semangat memagut puting kanan payudaraku.

Mereka terus menjarah badan nona majikan mereka ini.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART6

Sehabis sesaat disiksa sebagai berikut oleh mereka, penglihatanku mulai kabur. Saya telah lemas dan cuman dapat pasrah terima semuanya. Tenagaku seperti lenyap bersama cairan cintaku yang tetap membanjir keluar lubang vaginaku. Serta rasa gak memiliki daya ini mengantarku orgasme kembali untuk ke demikian kalinya.

"Uhuuk… ngghhk…", saya terbatuk batuk kekurangan napas waktu Suwito membebaskan pagutannya, dan saya harus masih melenguh nikmati orgasmeku.

"Non… non cakep sekali…", desah Suwito, lalu mengecup telingaku, mengulum daun telinga kiriku, memperbanyak semua kesan nikmat yang telah mulai dari barusan menganiaya badanku.

"Oooh…", saya mengerang serta menggigil, mataku kupejamkan kuat kuat.

Cumbuan yang sedang dilakukan Suwito kini demikian mesra, membuatku kian kebingungan serta tidak tahu harus melakukan hal apa. Jantungku berdetak kuat, sementara itu orgasmeku betul-betul tidak berkurang.

"Telah Suwitoo… kamu mengapa sich… oooh…", saya merengek-rengek, akan tetapi saya kembali mengesah saat tau-tau kurasakan suatu yang hangat pada leherku.

Saya tidak lagi merasai kuluman pada puting kanan payudaraku, mempunyai arti sudah tentu pak Berbudiin yang menggeser gempurannya di leherku ini.

"Pak Bijaksanain juga… auuuh… Waaan… udaaah…", saya merengek-rengek rengek, meminta mereka menyudahi pembantaian pada diriku ini.

Namun mereka mana ingin mendengarkanku?

"Oooh… sudaah… hentikaaan…", saya terus menjerit, merengek-rengek, meminta dengan napas yang tersengal.

Namun lidah yang nakal itu masih bermain di lubang vaginaku, menyerang serta mengeduk tanpa ampun. Daun telinga kiriku lagi dilumat secara lembut, lalu jilatan dan ciuman di leherku ini… pula semuanya rabaan tangan tangan mereka yang penuh gairah pada sekujur badanku ini…

"Aaaah…", saya menjerit panjang, tidak sanggup terima siksaan orgasme untuk orgasme yang menderaku mulai sejak badanku jatuh ke tangan tiga pejantanku.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama