CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8, Hasrat-Bispak28 Tau-tau saya jadi mau ketahui apa yang berlangsung padaku barusan saat lagi saya tak sadar diri. Karenanya saya ambil smartphoneku, serta mengontak telpon rumahku.

"Mbak Ika ya?", tanyaku sewaktu saya dengar nada Sulikah.

"Iya non, saya", jawab Sulikah.

"Tolong panggilin Wawan atau Suwito, atau pak Berbudiin pula bisa", kataku perlahan.

"Iya non…", Sulikah menyepakati, dan kudengar suara gagang telpon yang ditempatkan.

Tidak lama saya menanti, serta sesudah saya dengar suara Wawan, saya lekas bertanya tujuanku.

"Wan, barusan saya kamu apain saja waktu saya semaput?", tanyaku ketus.

"Eh… itu non… saya…", Wawan tergagap dengar pertanyaanku.

Saya diam tunggu Wawan memperjelas tindakannya.

"Barusan non tau-tau tak sadar diri. Saya serta seluruhnya hingga sampai terkejut non, terus kami seluruhnya coba bangunin non Eliza, namun hingga sampai seputar sepuluh menit lantas non masih tidak sadar", kata Wawan.

"Eh, sepuluh menit… memang saya itu kalian apain saja?", tanyaku ingin mengetahui.

"Ya, jujur saja sebelumnya saya dan yang lainnya menduga non pura pura. Saya coba mengelitiki pinggang non, namun non diam saja. Selalu saya celupin jemari saya ke memek non, tetapi non masih gak sadar, jadi Suwito dan Berbudiin pun saya suruh tolong bangunin non. Lagi mereka ngeremasin susu non Eliza. Hingga sampai memeknya non itu saya aduk aduk gunakan dua jemari, tetapi buang waktu saja…", narasi Wawan panjang lebar.

"Dasar kurang ajar. Sudah ketahui saya semaput, jadi diedel edel seperi itu. Selalu setelah itu bagaimana ceritanya sampai Cie Natalia ada?", dengan sedikit jengkel saya kembali bertanya kelanjutan peristiwanya, tetapi saat ini saya malahan terangsang mengayalkan tingkah laku mereka bertiga itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8

"Yah non… barusan saja saya cemas simak non tidak sadar. Kalaupun tahu non tidak apa apa serta selanjutnya akan sadar kembali, ya saya terusin saja main sama non sampai bahagia. Belumlah juga Suwito dan Berbudiin yang ngomel gak sempat bisa sisi, saat ini mereka …", kata Wawan yang sekarang jadi dapat bisanya lagi menceritakan sekalian menggerundel.

Namun hatiku kian tersengat dengar narasi Wawan. Napasku sedikit mengincar memikirkan mereka bertiga yang malahan repot menjarah badanku tanpa ada peduli kalau nona majikan mereka ini sedang jatuh tidak sadarkan diri.

Pikiranku sedikit melayang-layang, dan saya akan meraba atau membelai wilayah selangkanganku sendiri sewaktu klakson mobil berada di belakang menyadarkanku serta membuatku terkaget 1/2 mati. Jadi saya melesatkan mobilku serta menyingkir sementara, sebab saya was-was pikiranku kembali rusuh sewaktu dengar kelanjutan narasi Wawan.

Untung saja nyatanya barusan saya sedang stop di lampu merah di saat saya terbujuk ujaran Wawan barusan. Dan yang lebih utama, untung saja barusan itu saya gak hingga terburu bermasturbasi di muka umum.

Saya gak berani memikirkan peluang terdapatnya orang yang melihatku waktu saya lakukan perbuatan segila itu, yang kemungkinan memberi peluang ke orang itu buat meningkatkan kesedihan dalam hidupku. Cukup banyak pejantan dalam hidupku yang memperbudak diriku ini.

"Heh… kurang ajar! Telah telah! Gak boleh menyimpang terus! Diberikan pertanyaan masalah Cie Natalia kok…", dengan sedikit menyentak buat menyingkirkan hasrat birahi yang menghinggapiku, saya mengharap Wawan menambahkan ceritanya sehabis kupastikan status mobilku aman di tepi jalan ini.

"Nach kami jadi semakin kebingungan, pengin membawa non ke dokter, kami takut ditanyakan tanyain, lagian kami kan tidak punyai uang non. Terus kebenaran non Natalia telephone, nanyain non. Kami katakan saja non Eliza kembali sakit, dan saat ini kembali tidur.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Selalu non Natalia ngomong kembali perjalanan ke rumah non Eliza . Maka kami membawa non ke kamar non, dan habis Sulikah memanfaatkankan pakaian tidur non, kami baringkan non di tempat tidur, lalu menunggu non Natalia tiba. Demikian ceritanya non", kata Wawan.

Saya diam dengar ujaran mereka. Untung saja mereka pakaikan pakaian tidurku barusan, jadi saya tidak hingga ditemui pada situasi telanjang bundar oleh Cie Natalia.

Serta karena saya sudah ketahui mengenai semuanya yang pengin kuketahui, jadi saya memutuskan buat tutup telephone.

"Ya telah jika getho. Ini hari saya gak pulang, jadi gak perlu ditunggu-tungguin. Telah dahulu Wan…", kataku dan saya akan menekan tombol end call saat kudengar suara Wawan panggil manggilku.

"Apalagi sich Wan?", tanyaku ketus.

"Non, kapan pulang? Rindu sama memek non…", kata Wawan.

"Edan!", saya menghardik dan tombol end call itu langsung kutekan.

VIII. Di Rumah Cie Natalia

Saya kembali meluncurkan mobilku dengan lumayan kuat untuk susul mobil Cie Natalia. Pada akhirnya kami hingga sampai di dalam rumah Cie Natalia kira-kira jam delapan kurang sepuluh menit.

"Eliza, kelak kamu tidur di kamar Cie Cie saja ya", kata Cie Natalia.

Saya mengusikk menyetujui. Dengan ditolong Cie Natalia, pada akhirnya semua barangku telah ada pada kamar Cie Natalia. Sudah pasti sandal serta sepatuku tidak turut masuk, kutaruh di rack sepatu yang siap dari sisi kamar Cie Natalia.

"Eliza, kelak saja mengatur barang barangnya. Kebenaran Cie Cie pengen pergi tonton sama rekan-rekan, kamu pengen tidak turut Cie Cie pergi melihat?", bertanya Cie Natalia waktu saya mulai merapikan barang bawaanku.

Saya sedikit kuatir. Saya tengah menanti telpon Andy. Jika saya turut Cie Natalia, saya tidak segera akan bercakap dengan lepas di Andy. Namun saya gak dapat mendapati argumen yang baik, karenanya saya memutus untuk bicara terang-terangan di Cie Natalia.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


"Thanks ya Cie, namun sorry Eliza gak dapat turut. Eliza kembali nungguin kawan Eliza yang janji ingin telephone sesaat lagi", dengan enggan saya terpaksa sekali menampik ajakan Cie Natalia.

"Janji telpon? Saat sama kawan? Hayo… kawan apa kawan nih?", goda Cie Natalia.

Saya cuma dapat menunduk sembari tersenyum malu.

"Tidak apa apa Eliza, Cie Cie tahu kok. Ya telah, Cie Cie pergi dahulu ya Eliza", Cie Natalia mohon pamit padaku.

"Iya, thanks ya Cie…", saya menggangguk suka.

Singkat kata, pada akhirnya Cie Natalia pergi bersama kawan temannya, dan saya santai di kamar Cie Natalia, sendirian.

Tetapi saya gak kesepian, karena Andy menghubungiku pada pukul delapan malam. Serta bercakap dengan Andy betul-betul membahagiakan. Saya tidak menduga Andy yang pendiam itu nyatanya cerdas melucu serta kerap membuatku ketawa.

Kami mengulas berbagai hal, dan sama-sama menceritakan terlebih terkait beberapa peristiwa di kelas kami masing-masing. Tidak berasa kami mengobrol hingga jam sebelas malam. Sesungguhnya kami saling belum mengantuk, atau sekurangnya saya belum terasa mengantuk.

Namun saya tidak nikmat lantaran Andy udah menghubungiku kelamaan, kasihan pun bila pulsanya habis bisa lebih banyak. Toh saya kan tetap bisa berbicara dengan Andy sehari-hari di sekolah? Sampai, esok saya dapat berbicara dengan Andy di gereja kalaupun saya ada untuk kebaktian yang mulai di waktu 1/2 sepuluh siang.

"Andy, telah malam nih… aku…", rasanya malas pun, tetapi saya terpaksa sekali menyampaikan ini.

"Oh iya… telah malam… namun esok saya bisa telpon kamu kembali ya Eliza?", bertanya Andy yang dari suara suaranya saya tahu dia demikian mengharap, membuatku tersenyum berbahagia.

"Mmm… bisa kok", jawabku malu-malu, serta hatiku suka sekali.

Kami berdua keduanya sama sempat termenung sejenak.

"Eliza, thanks ya telah nemenin saya bercakap", kata Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Gak apa Andy, saya sukai kok eh… bercakap sama kamu…", parasku berasa panas saat saya ucapkan kata sukai barusan.

"Mm… bila getho sudah dahulu dech Eliza… hingga sampai esok ya… bye bye…", Andy mohon pamit padaku.

"Iya… sampai esok Andy… bye", kataku tutup penuturan kami.

Saya memencet tombol end call, serta sembari tersenyum senyuman saya membenahi barang bawaanku. Saya suka sekali. Saya mengharap Andy memang sungguh-sungguh menggemariku. Saya mengharap tidak lama kembali kami berdua betul betul… oh… apa saya salah jika saya mengharapkan Andy betul-betul jadi doiku?

Seusai segalanya tuntas, saya bertukar busana tidur. Baju kotorku udah kutaruh di kantung plastik yang benar-benar kusiapkan. Sekarang saya tunggu Cie Natalia pulang. Sempat terpikir di pikiranku, apa ya yang sedang dilakukan Jenny, Sherly serta Cie Stefanny sepanjang hari ini?

Apa mereka bertiga sama-sama bercinta? Saya terpikir akan nasib jelek yang menempa diriku sewaktu saya harus pasrah digagahi oleh 5 orang karyawan di dalam rumah Jenny itu. Apa Sherly dan Cie Stefanny harus juga layani mereka?

Tau-tau saya sadar akan gempuran nafsu yang menimpa badanku pada saat saya mengandaikan seluruhnya, jadi saya usaha mengarahkan pikiranku dari 3 doiku itu lewat cara saksikan TV. Namun sehabis rada lama saya lihat TV di kamar Cie Natalia ini, tau-tau saja saya mulai mengantuk.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART8

Kupikir Cie Natalia tidak dapat berkeberatan bila saya tidur lebih dulu. Dan saya telah malas buat ingat ingat terkait momen apa yang udah menghantamku sepanjang hari ini. Jadi saya mematikan TV itu dan saya tiduran disebelah kiri tempat tidur Cie Natalia, coba istirahatkan badanku dari hari hari yang dipenuhi dengan pekerjaan sex ini.

Sempat terpikir dalam pikiranku, barusan saya belum mengontak papah mamaku.

Tetapi, ah… mereka pasti belum pulang ini hari, jadi kupikir tak apa apa kalaupun esok saja saya anyar memberitahu mereka. Toh saya bermalam di dalam rumah famili sendiri. Bahkan saya sangat mengantuk dan ke-2  mataku yang terpejam ini berasa berat sekali buat kubuka.

‘klik…', kabur samar saya sempat dengar bunyi handel pintu kamar ini yang dibuka satu orang.

Pastinya itu Cie Natalia yang anyar pulang. Tetapi saya telah sangat malas untuk kembali bangun cuman untuk menegur Cie Natalia. Saya terus pejamkan mataku, serta tidak lama setalah itu saya udah tertidur lelap.

TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama