CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2

CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2Hasrat-Bispak28 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pula, masuk-masuk ke dalam mulut saya, ajak bergelut lidah saya. Berbeda sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang senang berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tidak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah gak ya? Iya, saya mulai sadar saya tengah jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya justru jadi bernafsu mengayalkan bagaimana keliatannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya dilahap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, dan cairan di mulut saya. Serta saya jadi tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya di saat Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Sedap kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kesenangan pentil saya dimain-mainkan, mengakibatkan perkataan saya sudah tidak tertanggulangi,


"Iya Juragan… saya senang di cium seperti tadi…"


"Betul? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Tukasnya, "Saya membuat kamu makin nikmat di sini ya?"


Juragan membuka kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba jika begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… gak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2

Saya belum sempat disentuh orang pada bagian situ. Sumpah, saya tidak tahu ada apakah rupanya. Rasanya ada suatu hal yang pengen keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan lagi memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya pula ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… tidak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Betul-betul, saya berasa seperti akan pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta gak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di tempat tidur Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat dan sangat nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya tersengal, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga sampai gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat awalannya, Denok…"


Serta tidak diduga saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Memang saya belum ketahui banyak terkait tubuh laki laki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan memperjelas, "Kontol ini ingin masuk ke memekmu…"


Saya melotot memandang anunya Juragan yang besar serta berurat itu. "Tapi… tetapi gak bakalan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali bila kamu ingin kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tidak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Dan anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya sudah tidak perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa menanti jawaban, menerobos jadi dalam ke anu saya. Saya cuman dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga keluar semua… Beliau capai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya terlihat bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, tetapi mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan lagi nggenjot saya, masuk-keluar, masuk keluar, jadi lama makin cepat. Tubuh saya digoncang-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, diguncang pergerakan Juragan. Saya hingga tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha mohon Juragan gak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, serta saya baru mengerti ngentot itu… enak… telah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak sejak dahulu saja, ya?Tebersit ingatan begitu dalam kepala saya. Tetapi saya lewatkan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Dan tubuh saya gerak sendiri, turun-naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya telah tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah keliatannya saya. Muka saya nyata nampak cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan nampak puas.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu bila dientot… mbikin makin hasrat. Kamu juga sukai, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Denokh… uh… kelak bila sudah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa tujuannya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… hingga, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak tahu apa tujuannya Juragan, dan tidak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, bila kepala saya banyak hati nikmat sebab dientot Juragan. Namun gak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, seperti saat itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Sudahkah waktunya?


Saya tidak dapat kontrol tubuh saya. Saya kian suka nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, serta langsung memegang tangan saya sembari angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya pada saat saya menjerit kesenangan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk pertama kali ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta pada akhirnya runtuhlah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang terdesak jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya keluar keras. Sejumlah lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia lalu geser saya dan bangun, lalu menggunakan kembali pakaiannya. Sekalian kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu tidak sulit…"

CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar kontrak kamu 3 bulan?"


Saya tiduran lumayan lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben serta kain saya. Haduh, gantengg saya sudah tentu nggak karuan. Bedak saya hingga sampai luntur dan melekat di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk perhatikan saya yang kalang kabut gunakan pakaian. Beliau diam saja. Saya pamitan serta terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko makin ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, tetapi saya tidak berani hadapi mereka, manalagi sesuai berantakan ini. Saya hingga sampai 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke sewaan. Ee, nyatanya ibu pemilik sewaan kembali nongkrong di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok awut-awutan getho? Habis ngapain kamu?"


Semua pertanyaannya saya lewatkan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya lekas mabur ke kamar. Saya segera membuka kemeja dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya melakukan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya sendu atau malu? Apa saya harusnya berduka atau malu? Tidak tahulah… Namun yang berlangsung justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sudah dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Setelah hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari buat beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, setiap saat saya perlu uang, saya tidak kembali enggan-segan tawarkan tubuh saya ke lelaki. Saya mengerti ini gak betul, dan semestinya saya stop, namun rayuan uang terlampau kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, semuanya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tidak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Serta saat ini saya juga dikenal sebagai Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya oke. Udah malam, dan saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seorang, saya kasih senyuman manis dan saya bisikkan harga saya kalaupun ia pengen.


"Benar nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, memiliki rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," ujarnya sekalian menggauli kemben saya.


"Pengin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari semuanya orang yang ada pada sana, cuman ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dicarter lantaran terletak begitu ke dalam.  Saya membuka satu diantaranya dan saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seseorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit benar-benar, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru kali pertama?"


"Ah, tak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya pikirkan hanya kerja semacam ini lebih ringan memperoleh uang. Saya  tidak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat di memek saya. Saya mengerti itu sebetulnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih senang saja rasanya. Serta selanjutnya, saya memperoleh duit. Sebulan-dua bulan setelah Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi semakin profesional sebagai lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang merasai tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan sebagainya. Serta saya menjadi kian dekat sama mereka semua. 


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Saya seperti nyimpan seluruh rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga tahu soal rumah tangga mereka. Saya ketahui beberapa orang yang setiap harinya tampak galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi bila sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya pula berulang-kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba beberapa hal anyar. Contohnya ngemut dan nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  kalau lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu kali pertama cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Mohon ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pula jadi kian tahu dengan Juragan. Wanita yang ada pada photo bersama Juragan itu betul istrinya, tetapi telah mati. Wafat waktu melahirkan anak sulung, anaknya pun tidak selamat. Juragan sejauh ini kesepian, serta hidupnya sekedar mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, nyatanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pula jadi tahu kalau dahulu, saat muda serta masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah suka seorang penari juga.  Hanya kala itu Juragan masih belum mempunyai apapun, apa lagi penari itu  simpanan seorang camat. Juragan hanya dapat melihat serta terkagum pada dari jarak jauh tiap-tiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Kemungkinan sebab itu pula Juragan terus mohon saya gunakan busana dan dandanan penari komplet setiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula suka jika dapat membikin Juragan puas. Tambah hari saya tambah terlarut di kehidupan selaku penari yang berjualan tubuh. Karena uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pemuasan gairah lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menyentuh saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tidak betul, tetapi tubuh saya selalu memohon lebih.  Saya jadi gak tahu kembali apa saya masih juga mengerjakannya karena hanya duwit. Lama-lama saya tambah urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA PENARI JALANAN CANTIK MENJUAL DIRI PART2

Sudah tidak terhitung orang yang buang benih dalam kandungan saya. Saya lantas tambah berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, serta saya juga hamil… Lumrah, kalaupun ingat demikian beberapa orang yang dapat menghamili saya. Namun saya selalu melacur walau perut saya jadi membesar. Serta saya pula terus hadir ke Juragan. Kali terakhir saya tidur dengan Juragan, perut saya telah memulai mencolok, serta beliau tampak lumayan panik dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan melecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tidak senyuman buat beliau waktu pertamanya beliau setubuhi saya. Tetapi saat ini, pada seluruh konsumen setia saya, saya cuman dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri  gak tahu. Sebab barangkali sehabis Simbok mati, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati waktu-waktu bersama Juragan. Tergolong saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sembari cakepgnya risau. Rasanya saya mau buat beliau tidak risau. Bukanlah sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia setiap kali tubuh Juragan berpadu dengan tubuh saya.


Nyaris 1 tahun sehabis saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya sudah seharusnya stop. Tetapi saya mbandel. Saya tidak sadarkan diri di jalan. Yang pasti ada yang lihat serta menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan waktu menyaksikan saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun karena masih lemas. Setelah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta jika saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan ngomong itu seluruhnya sembari nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Kalaupun tidak dikarenakan yang pertama kalinya itu, kamu gak perlu hingga sampai seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama