CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2, Hasrat-Bispak28 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali lagi ke kelas. Serta ke-2  pacarku ini gak jemu jemunya memikat serta mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu dan pasrah terima seluruhnya. Saya cuman dapat mengharap kami selekasnya hingga sampai ke kelasku. Tetapi saat kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya terasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengen ke toilet, kelak jika ditanyakann pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan pada Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak mesti ah… sekejap saja kok", kataku sembari ketawa geli.

"Ya telah dech, gak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama mengangkat tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri selalu menggamit tanganku. Sesungguhnya saya sedikit geli digandeng oleh Sherly dengan mesra semacam ini, namun saya menurut saja sembari mengharap dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang berprasangka buruk menyaksikan kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Pada akhirnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya menanti Sherly membebaskan gandengan pada tanganku.

"Telah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sekalian tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Tidak mesti dech, saya kan cuma sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga kelak ya Eliza", kata Sherly dengan tipe sedih, namun dia mengangkat tangannya.

"Iya, hingga kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku , lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

Di saat saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang baru keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, dan diam diam saya berasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu sewaktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya lagi masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya menunjuk satu diantara dari 6 kamar kecil yang ada pada dalam sini. Selesai saya tuntas buang air kecil dan membereskan pakaian dan rok seragamku, saya selekasnya keluar untuk balik ke kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhambat saat tau-tau ada sebuah tangan yang menahan mulutku.

Belum saya bereaksi, suatu tangan lainnya melingkar di muka dadaku serta menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, namun pelukan ini terlampau kuat, sampai tanpa perlawanan yang memiliki arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang berada pada samping toilet, tempat di mana Vera tidak tahu ditiduri atau sedang layani Dedi serta Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung ruangan ini, sampai kami berada di balik timbunan meja dan bangku tua. Tanpa melepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia menghimpit bahuku sampai saya berjongkok, dan tidak beberapa lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tak boleh ribut! Selekasnya ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini di dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku menciut sebab saya tahu ini suara Dedi. Saya tercenung tidak lama, lalu saya menggangguk perlahan. Lebih bagus saya menurutinya, sebab jika saya memunculkan kerusuhan, lalu banyak yang ketahui saya di gudang ini sedang berduaan dengan Dedi, apa saja pertimbangannya namaku tentu akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan pada mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tiada usaha lihat ke Dedi. Di gudang ini entahlah bakal ada tontonan apa, tetapi sehabis tontonan itu usai, saya cemas Dedi tidak akan membiarkanku pergi demikian saja sebelumnya memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tengah tidak suasana hati buat ngeseks kini. Diam diam saya berpikiran bagaimana biar ini hari saya tak harus mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki keji ini. Barangkali saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak ingin tertangkap seseorang karena saya mengesah, atau saya takut ditanyakan guru di kelasku sebab saya kelamaan ada di toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya. Pada saat saya pikirkan adakah argumen yang lebih baik, tau-tau kurasakan Dedi merengkuh lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku ke yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya terheran lihat masuknya seseorang cebol yang kukenali selaku pelayan satu diantaranya stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, namun saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja ialah Cie Fifi, seorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini senang memandang tajam ke Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang lagi makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menggeretku ke gudang ini pada saat ia mengerti sang cebol ini akan masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan sesenang hati di bangku yang berada pada tengah ruang ini. Saya gak memahami apa yang dijalankannya, apa menanti satu orang, atau dia berencana suatu hal lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tau-tau pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya termangu memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut paras jengkel. Namun anehnya Cie Fifi malahan mendekati sang cebol yang tengah tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak beberapa lama kemudian sang cebol berdiri, serta selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat menyaksikan sebuah panorama erotis yang mengagetkan tersuguh di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini ada pada dalam rok Cie Fifi, cocok di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sembari pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya terus melihat sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti ialah kepala sang cebol itu bergerak gerak, membuat nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya harus usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut juga turut gigit bibir?", tau-tau kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya baru sadar kalaupun nyatanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan dongkol. Namun tentunya saya tidak dapat lakukan perbuatan beberapa macam ketimbang nasibku justru jadi bertambah jelek. Saya gak tahu apa yang hendak terjadi padaku bila saya membikin kekacauan yang menjadikan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai merayuku.

Dengan ke-2  tangannya yang memutari badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadangkala halus, terkadang kasar, yang benar tingkah Dedi ini membuatku resah dan jantungku berdetak makin kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

Saya gak berani meredam sebab saya takut tepisanku kemungkinan memunculkan nada yang kemungkinan kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuma dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang  lebih besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat melepaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat buatku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk lihat bab erotis di hadapanku ini mulai bubar sebab saya sendiri mulai terangsang karena tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, tetapi kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat dan lagi meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar akan peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya memandang menjurus Cie Fifi. Rupanya dia sedang pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sekalian memegang sembulan di sisi depan rok yang dikenainya, yang benar merupakan kepala sang cebol.

Biarpun jantungku berdetak cepat memandang itu seluruhnya, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali mengulet, serta saya coba menjauhkan payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Namun dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi masih menempel kuat serta lagi memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai rusuh serta napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan tetapi jelas, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Pada akhirnya saya pilih stop menggerak-gerakkan badanku, namun saya coba menggenggam dan menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku gak bakal ada berarti buat Dedi, tetapi saya gak pengin berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju di episode erotis di depanku. Tidak tahu mulai sejak kapan, saya menyaksikan satu helai celana dalam yang tergolek di dekat kaki Cie Fifi.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Itu jelas celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Serta Cie Fifi yang sekarang sedikit membungkuk, mendesah serta mengesah dengan muka seperti meredam sakit saat lagi sang cebol repot di rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, mengayalkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang buat perlindungan vagina Cie Fifi. Serta saat ini sang cebol itu entahlah sedang menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap serta memagut bibir vagina Cie Fifi, atau lagi merayu serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini lebih jadi selesai.  Saya sudah terangsang, tidak tahu sebab remasan nakal yang sedang dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung di rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil di saat saya hampir gak dapat mencegah diriku buat mengerang sebab Dedi mencium tengkuk leherku, serta kondisi jadi kian susah buatku sewaktu saya merasai jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awal mula Deritaku

"Saya pula anyar ketahui kurang lebih dua minggu sebelumnya, kalaupun bu Fifi itu dapat juga difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi sebab ucapannya yang sangat kurang ajar itu. Tetapi saya tidak berani melakukan, selain saya takut kemunculanku di sini diketahui oleh Cie Fifi serta khususnya sang cebol, saya tidak mau terima balasan yang aneh aneh dari Dedi dan membikin nasibku lebih jelek.

Karenanya saya cuma dapat memandang Dedi dengan geram, tetapi bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta mencegah rintihanku. Saya cuman dapat pasrah membebaskan Dedi melumat bibirku hingga sampai ia suka.

Namun waktu napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha atur napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga sampai kedengar Cie Fifi atau sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

"Nungging di sono, Fifi", tau-tau kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi langsung menyebutkan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali mencermati mereka. Telunjuk sang cebol bergerak ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia tunggu Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 mendamprat pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Meskipun raut muka Cie Fifi tampak kecewa, Cie Fifi ikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menopangkan ke-2  tangannya di lantai. Selanjutnya Cie Fifi merendahkan badannya dan menumpukan kepalanya di ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tapi masih menopang di lantai.

Tiada berucap apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang lumayan kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang telah menungging itu dan menyibak rok Cie Fifi ke atas. Tiada perlawanan sekali-kali dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol telah siap-siap untuk nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri ada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sekejap kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol telah memulai bergerak mundur-maju disertai desahan dan rintihan Cie Fifi. Tidak tahu sejak mulai kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya tidaklah terlalu terheran memandang sikap sang cebol yang berani serta sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak menduga Cie Fifi yang setiap hari kelihatan demikian ramah serta enerjik, rupanya merendam soal yang gak berbeda jauh denganku. Saya berasa belas kasih pada Cie Fifi walau dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1x kembali mengikhlaskan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Tetapi suatu remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku jika saat ini nasibku gak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka tuntas kelak, saya pun pengen sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia lagi meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggeliang kesakitan. Serta kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terpikir intimidasi Dedi di dalam tempat tambal ban itu, dan hal demikian membuatku was-was sebab tidak lama lagi saya akan memperoleh permasalahan kalaupun Dedi mengerti saya memanfaatkan celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Sekarang tinggal bagaimana metodenya saya meminta biar Dedi pengen dengar alasanku serta tak memaksakanku buat ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali memerhatikan Cie Fifi.

Nyatanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Tetapi saya kembali menggeliang kesakitan saat Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan jengkel di Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1 kali kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi dongkol, serta dia cuma tersenyum senyuman, kelihatannya dia suka selesai jadikan ke-2  payudaraku ini mainannya semenjak barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambahkan dengusan sang cebol, bikin keadaan di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya berpikiran ini waktu yang cocok buat memberikan niat dan alasanku di Dedi tanpa ada takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART2

"Ded, saya barusan itu sekedar pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, ngerinya kelak saya diomelin sama guru kalaupun saya kelamaan di sini.", saya berbisik lambat sekalian memandang Dedi serta menanggalkan celana panjangnya sesuai kebutuhan.

Dedi diam, kayaknya dia lagi berpikiran.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, serta saya lekas turunkan celana dalam Dedi untuk cari penisnya. Saya tercenung sebentar menyaksikan penis itu telah ereksi, serta waktu saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Telah berdiri Cantik… karena kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pun dengar rayuan asusila Dedi. Tetapi saya gak pengen menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara lembut.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, serta saat saya melirik menjurus mereka, saya memandang sang cebol lagi menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya banyak pejantan yang pernah mencabuliku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mendesah saja, tetapi tidak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang lagi alami orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu sangat pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu pun seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama