CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3, Hasrat-Bispak28 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sembari mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma bersatu cairan cinta Cie Fifi itu dengan memanfaatkan celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi tidak bereaksi, dia cuman diam dan pejamkan matanya. Sang cebol kenakan celana dalam dan celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi  bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kayaknya Cie Fifi betul-betul mempersiapkan kantung plastik itu untuk simpan celana dalamnya yang dia ketahui bakal dikotori sang cebol seperti sebelumnya awalnya.

"Dasar. Telah orangya cebol, gak sadar kali bila burungnya itucebol pun", gerutu Cie Fifi yang selanjutnya tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuman pendek, soal yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pula saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mendesah terhambat di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya pengen nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan cuman kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu menghimpit nekan kepalaku sampai parasku tenggelam di muka selangkangannya, serta penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan mainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak melanjutkan siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara halus saat saya lagi usaha membuat penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, biar dia semakin terangsang sampai pekerjaanku bakal tuntas lebih bisa cepat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

"Mmmhh…?", saya gak dapat bercakap, cuman dapat mengguman gak terang di saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu telah tak ada siapa siapa kembali waktu saya menyambung service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar suara yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Mulai sejak kapan Pandu telah ada di dalam sini? Kenapa barusan saya tidak memandangnya?

"Mamamm…", saya ingin larang Pandu, tetapi sekarang ini mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap secara terang.

Telat, Pandu telah membeberkan rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang bakal diberi Dedi kalaupun dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… saya dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian cepat. Dua pelajar keji ini bakal selekasnya melumatku di gudang ini, tetapi yang paling kutakutkan ialah Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Selayaknya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidak ada waktu buatku untuk memikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku telah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan cukuplah lebar. Lalu dengan rangking ke-2 kakiku yang masih sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu telah mengacung penisnya yang rupanya sudah ereksi itu di muka mukaku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, dan saya keluarkan semua tehnik oralku supaya Pandu cepat sampai pucuk serta nanti dia tidak turut nikmati lubang vaginaku sesudah Dedi tuntas nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, pas pada sisi bibir vaginaku. Dedi telah mengetahui. Saya pejamkan mata dan pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, sebab kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya ngomong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 mendamprat.

Saya gak berani menjawab, tidak berani melihat. Mau rasanya saya menangis, namun saya tidak ingin kelak rekan temanku terpenting Jenny jadi menanyakan bertanya bila kelak mataku nampak sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta lagi mengoral penis Pandu, sekalian tunggu hukuman yang bisa diberi Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mendesah terhambat saat kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku masih tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak dalam sana, memunculkan kesan yang aneh waktu saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mendesah dan selalu mengerang ketahan, tetapi saya gak lupa jika saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengerang dan meronta kesakitan sewaktu saya rasakan pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sentil Dedi di saat saya melihat ke belakang untuk lihat apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya menyaksikan sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu membikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, dan menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya untuk menyudahi semuanya ini.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

Tetapi Dedi betul-betul mau menghukumku. Celana dalamku ini digeret ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini tambah jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuman ketawa tawa.

"Telah, tak boleh ngoceh terus! Teruskan!", tiba-tiba Pandu memutar kepalaku sampai mukaku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya menjejali penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mendesah terbendung, tetapi sekarang saya tidak punyai alternatif lain, saya mesti meneruskan service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata tidak sabar buat nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, dan sebuah benda topangl, hangat serta lumayan besar, yang tentu kepala penis Dedi itu, sekarang melekat serta menekan bibir vaginaku.

Badanku menyebutng tidak lama saat penis Dedi memotong lubang vaginaku dan lagi melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, dan seterusnya saya terus usaha meneruskan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya setiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menusuk demikian pada dalam lubang vaginaku. Seringkali saya melenguh terbendung, serta saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Karena itu saya harus tambah menanggung derita waktu Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai mukaku melekat di muka selangkangannya. Saya mesti berusaha mengendalikan mual gara-gara berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya mesti mencegah merasa sakit berbaur nikmat pada lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Saat ini saya cuman mengharapkan pasienanku ini lekas selesai. Saya pula mengharap pakaian seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku sesudah saya tuntas disetubuhi oleh dua begundal ini. Sesudah saya kumpulkan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap serta mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong dan kurasakan dia ingin melepas penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia tidak bisa mengendalikan kepuasan service oralku.

Tetapi saya tidak pengen melepasnya, saya harus membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan buat meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sejenak selanjutnya penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi di lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan di saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan seluruh cairan dalam mulutku ini, tetapi saya tidak pengen Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku baru saja semestinya udah sukses. Saya sangat geram kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly serta Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, serta kupikir saya barangkali dapat memanfaatkan teknik yang serupa untuk melepaskan kekecewaanku di Pandu. Saya lagi mengisap penis di mulutku ini meski penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong gak kuat terima gempuranku, akan tetapi saya belum juga usai dengannya.

Saya selalu mengisap serta menghirup penis Pandu, hingga selanjutnya dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya menyudahi kulumanku pada penis Pandu, dan di saat saya melepas tanganku, Pandu langsung ambruk lemas, sama seperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergolek seusai saya dan beberapa pujaan hatiku balik mencabuli mereka.

"Oooh… kamu nyata-nyata pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau serta menohokkan penisnya dalam pada dalam lubang vaginaku.

Dadaku ibaratnya akan meletus waktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Selesai Dedi usai menyiraminya spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, serta sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', 2x saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak meyakini dengan yang baru-baru ini berlangsung.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengolok saya", desisku dengan nada gemetaran sangking emosinya.

Keadaan di gudang jadi diam. Deru detak jantungku dapat kudengar secara terang. Saya menggigit bibir meredam tangis. Saya benar-benar sakit hati di saat Dedi menyebutku pelacur.

Tanpa ada mempedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar jika saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang menetes dari bibir vaginaku.

Di toilet, saya selekasnya mengusung rok seragam sekolahku, serta saya ambil tissue yang siap buat mengelap lelehan sperma di kitaran pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada sisi dalam celana dalamku yang sedikit basah, supaya dapat memudahkan rasa tidak nyaman pada selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan semacam ini? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis pada parasku tidaklah sampai hancur gara-gara air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah keluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menjurus kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, serta aku segera menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian sampaikan argumen kenapa saya barusan tak dapat ada dalam kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tak ada quiz maupun ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu jelas sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Jika masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tak ingin tertiban bencana buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Gak mesti pak, Eliza udah lebih enak. Terima kasih pak, saya kembali lagi ke kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit pada pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya selekasnya kembali tuju ke kelas untuk mengikut jam pelajaran paling akhir.

IV. Suatu Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny sewaktu saya udah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya habis sakit pada perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan risau.

"Iya, barusan perutku tiba-tiba sakit sekali, saya tidak kuat metahan sakitnya, jadi saya hingga nangis. Namun saya sudah tambah enak kok saat ini Jen", saya bohong agar Jenny stop meresahkanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan kasihan.

Saya geleng-geleng kurang kuat sekalian usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya terasa sedikit tidak sedap lantaran saya harus bohong pada Jenny yang demikian melihat serta mencintaiku. Perasaan salah ini sedikit mengacaukanku, walaupun saya tahu ini yaitu yang terunggul, ketimbang ada yang dengarkan percakapan kami waktu saya akui apa yang sesungguhnya terjadi padaku pada saat saya berada di toilet, ataupun lebih pasnya di gudang barusan.

Namun tidak lama setalah itu Jenny telah kembali repot menarik serta menghinaku masalah Andy. Apa lagi waktu jam paling akhir ini hari guru yang semestinya mendidik di kelas kami tak masuk, hingga kami bebas belajar sendiri. Jenny tambah semangat menarikku, serta saya telah hilang akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuman dapat tersenyum malu.

Dan pada saat saya tidak tahu harus lakukan perbuatan apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang lebih kurang lagi dijalankan Andy? Apa yang lebih kurang berada pada ingatan Andy saat ini? Apa dia memikirku? Tau-tau saya telah terasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang satu berikut kembali suka deh… hingga sampai saya tidak dipandang kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba menghindari.

"Getho ya? Jika gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sekalian memandang ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen katakan apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin katakan apa ya… saya pengin omong, jika Eliza tidak sukai dengan dia", Jenny menjawab dengan tipe cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah betul-betul barusan mengeluarkan bunyi.

"Jeen… tidak boleh begitu dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny bersungguh-sungguh lewat kata tuturnya, dan saya serta selalu merengek-rengek.

"Jika getho kamu gak boleh menangkis lagi sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali memikatku.

"Aku…", saya tidak dapat bercakap apa apalagi dan mukaku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuman dapat tersenyum malu sekalian membenahi seluruh buku serta alat tulisku ke tas sekolahku. Selesai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas waktu Sherly tau-tau tampak di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap sewaktu saya memandang Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga sampai kapan sich anyar bahagia nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Sampai kamu jadian sama Andy, dan nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Kalaupun yang lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan was-was.

"Maka itu gak boleh ngelamun saja sayang… simak donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sembari merengkuhku.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART3

Saya menyaksikan ke sekitarku, nyatanya memang kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Namun tetap saya cemas jika ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak pengin Andy dengar issu yang tidak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu hingga sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Namun, saya pengen mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian terlebih dulu saja dech", saya coba memberikan argumen untuk pisah pada mereka, biar saya gak terus menerus menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya pula haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang udah tarik tanganku.

Saya tidak mempunyai argumen kembali, jadi saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka kepadaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Sampai di kantin, hatiku jadi geli saat saya lihat sang cebol. Saya terlintas tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha berlaku biasa. Apa lagi Cie Fifi telah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami serta minta pamit pada Cie Fifi.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama