CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4, Hasrat-Bispak28 "Eh kalian simak gak, sang cebol barusan itu… matanya jelalatan lagi melihatin dadanya Cie Fifi… kurang ajar dech intinya", gerutu Sherly pada saat kami ke arah parkir mobil.

"Waktu iya Sher? Saya gak review sich", bertanya Jenny.

"Kamu sich, yang dipandangin sekedar Eliza. Berhati-hati lho Jen, kelak yang cemburu tidak hanya saya saja lho!", kata Sherly dengan suara memikat.

"Kalian ini… apaan sich…", saya mengeluhkan jengkel biarpun sebetulnya hatiku puas sekali dengar semua ledekan mereka itu.

"Lhoo… kan benar-benar betul, bukan saya saja yang dapat cemburu, tetapi yayangmu pula kan", goda Sherly kembali, serta Jenny turut ketawa melihatku tidak dapat menjawab.

Habis dech saya, mereka berdua seperti bekerja bersama untuk mengejekku habis habisan dari mulai kantin sampai ke parkir mobil. Tiada yang dapat kulakukan, saya tidak dapat membalasnya kata-kata mereka dan pasrah saja disertai ke-2  pujaan hatiku ini, yang sampai hati membuatku lagi tersenyum malu sebagai berikut.

"Lhoo… Andy itu nungguin kamu sayang. Hayo, kalian janjian ya?", goda Sherly sewaktu kami telah dekat sama mobilku.

"Hai Andy… nungguin Eliza ya… nih kukembalikan dech Elizanya", Jenny menegur Andy sekalian menghina kami berdua.

"Hai Eliza… hai Jenny… Sherly…", sapa Andy yang selanjutnya menunduk malu, karena kemungkinan ledekan Jenny itu.

"Hai pula Andy… Eh Eliza, kamu kok diam saja sich?", Sherly langsung menghinaku sesudah membalasnya panggilan Andy.

Sekarang saya cuman dapat turut menunduk malu. Karena sebab Jenny dan Sherly, sekarang lidahku rasanya kelu juga cuman untuk menegur Andy.

"Ya sudah dech, kami titip Eliza sama kamu ya Andy. Tak boleh dimusnahkan lho!", kata Jenny yang tiba-tiba suara suaranya jadi galak.

"I… Iya", jawab Andy dengan nada lambat.

"Awas bila kamu hingga sampai menyingkirkan Eliza, Andy", kata Sherly dengan sama galaknya.

"I… Iya…", Andy menjawab kembali dengan suara sepelan barusan.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

Mukaku rasanya betul-betul panas. Entahlah, barangkali parasku udah semerah kepiting rebus. Saya memandang mereka berdua dengan dongkol bergabung puas serta malu, tetapi mereka berdua punya sikap seakan gak ada apa-apa sampai saya jadi bertambah gaungs dari mereka berdua.

"Ya telah Eliza, saya pulang dahulu ya, bentar kembali saya les sama Cie Stefanny tuch. Andy, saya pulang dahulu ya", kata Jenny yang mengedipkan matanya dengan lucu sekalian melambai-lambaikan tangan.

"Saya turut kamu saja ya Jen. Dah, Eliza… Dah Andy…", kata Sherly yang angkat tangannya.

Saya balas lambaikan tangan sesaat dari mereka berdua. Sebelumnya saya kembali menunduk malu, saya memandang sepintas, rupanya Andy pun lambaikan tangannya pada Jenny serta Sherly.

Diam diam saya terasa sedikit iri memikirkan apa yang kurang lebih bisa terjadi dalam rumah Jenny seusai ini. Ditambah lagi Sherly ikut juga kesana. Kemungkinan Sherly dan Jenny dapat ajak Cie Stefanny bermesraan atau sampai bercinta, dan perlahan-lahan nafsuku mulai naik memikirkan semuanya.

Namun saya sadar saya gak boleh memikirkan beberapa perihal yang dapat memunculkan hasratku saat lagi saya masih di sini bersama Andy, sebab saya gak mau permalukan diriku sendiri. Apalagi saya jangan kehilangan fokusku waktu ini. Saya gak mau Andy menduga saya tidak perhatian kepadanya bila selanjutnya obrolanku gak menyambung lantaran pikiranku yang melayang-layang ke mana saja.

"Hai Eliza…", Andy menyapaku kembali pas di saat saya memandang Andy.

"Hai  Andy…", sekali ini saya dapat balas menegur, meskipun dengan hati yang berdebar-debar gak karuan.

Kami kembali termenung sejenak lama waktunya. Saya coba cairkan kondisi yang canggung ini.

"Andy, kamu betul lagi nungguin saya?", saya menanyakan di Andy.

Andy tersenyum malu serta menggangguk.

"Mengapa?", tanyaku dengan penuh rasa ingin mengetahui apa kurang lebih jawaban Andy.

"Aku… aku…", Andy tergagap kuatir.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Saya tersenyum geli menyaksikan kekhawatiran Andy. Meski tentunya saya terasa puas, namun saya mulai ingin tahu kenapa Andy menantiku di sini. Apa Andy ingin mengucapkan suatu hal padaku?

Kembali kembali saya mengeluh dalam hati, dengan seluruhnya perhatian yang diberi Andy padaku ini, tetap kami ini belum pula dengan status sepasang pacar.

Biarpun demikian, besar keinginanku jika pada tempo dekat kami berdua dapat sungguh-sungguh jadian, dan… dan…

"Eliza… eeh… kelak malam… bisa saya telephone kamu?", bertanya Andy membubarkan lamunanku.

Saya berasa seperti tersambar petir pada siang hari yang benar-benar ceria ini, lalu hatiku rasanya seperti disiram air es yang sangat dingin. Nyaris saya tidak sadarkan diri, dan saya hampir gak yakin dengan pendengaranku.

Tapi… oh, terima kasih Tuhan… berikut ini waktu yang kutunggu nantikan sejak mulai saya berbicara serta mengenali Andy di kelas 1 SMA. Selanjutnya Andy mulai berani jelas terangan usaha dekatiku, dan saya mulai berani mengharapkan, mudah-mudahan mimpi elokku bakal lekas tercapai.

"Bisa", saya menjawab sembari menunduk, serta saat ini tukar saya yang tersenyum malu bersatu rasa puas yang sangat benar-benar.

"Bila gitu… saya malam nanti telpon kamu ya… jam delapan malam bisa Eliza?", bertanya Andy kembali.

"Iya… jam delapan malam boleh… aku… saya nanti ya", saya berucap lambat, dan mukaku berasa panas.

"Iya… jam delapan malam", kata Andy.

Jantungku berdetak dengan cepat, hingga sampai rasanya saya dapat dengar degup jantungku sendiri. Ini yakni suatu janji yang memuaskan buatku.

"Saya pulang dahulu ya Andy…", saya mohon pamit pada Andy sesudah kembali lagi kami termenung cukuplah lama.

"Oh iya… saya pun pulang dahulu Eliza. Take care ya…", kata Andy.

"Iya, kamu pula take care ya Andy…", kataku dengan jantung yang kembali berdetak kuat.

Saya masuk ke mobilku seusai sama-sama lambaikan tangan dengan Andy. Saat ini saya diperjalanan pulang, dengan hati yang paling berbahagia. Andy dapat mengontakku malam nanti, tidak tahu apa yang bakal kami bahas.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Yang terang ini hari saya suka sekali, dan saya telah tidak sabar menanti waktu ini berputar-putar hingga jam delapan kelak, mendatangkan saat yang cantik bagiku.

V. Kenakalanku Bersambung

Saya menghimpit klakson mobilku 1 kali di saat saya telah ada di muka pintu gerbang rumahku. Tidak beberapa lama kemudian saya memandang Wawan yang memberikan pintu bagiku, serta saya jadi terlintas keusilanku barusan pagi. Saya menghentikan napas sekalian masukkan mobilku ke garasi, siap-siap terima nasibku.

Namun saya sedikit terkaget lihat ada mobil kokoku dalam garasi. Serta sewaktu saya menyaksikan kokoku ada pada dalam mobilnya, yang kayaknya repot mengutak atik suatu dalam mobilnya, saya bernafas lega. Tiga pejantan yang jelas menyimpan sakit hati padaku itu tidak bakal seberani itu buat menyentuhku saat lagi ada kokoku di sini.

Jadi saya turun dengan rileks, serta merapat ke kokoku masih repot dalam mobilnya. Saya memandang Wawan yang menatapku dengan penuh gairah, dan saya meleletkan lidah kepadanya dengan tenang tanpa ada khawatir dapat diapa apakan olehnya. Serta saat ini saya udah ada dalam samping kokoku.

"Halo ko… diapain kembali sich mobilnya?", saya menegur kokoku.

"Oh… kembali masang CD lagu anyar nih", jawab kokoku.

"Lagunya siapa… saya pengin donk", saya mulai merengek-rengek.

"Iya iya saya membeli dua kok. Nih satunya", kata kokoku yang keluar mobilnya dan memberi satu kotak CD yang terbungkus ini padaku, keliatannya kokoku udah tuntas memasangkan CD lagu anyar itu dalam CD changer mobilnya.

"Terimakasih ya ko", kataku dengan puas serta menimang-nimang nimang CD itu, lalu memulai membaca baca title lagu yang ada di dalam CD itu.

"Iya iya… mari makan dahulu, saya telah lapar nih", kata kokoku sembari menggerecoki rambutku sampai jadi sedikit awut awutan sebagai berikut.

"Iih… apaan sich", saya bersungut-sungut dan menguber kokoku yang udah larikan diri ke dalam. 

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

Sekianlah kalaupun saya berjumpa kokoku, kami kerap jadi sedikit ribut dalam gurau seperti berikut. Selanjutnya kami makan bersama sekalian sama sama ceritakan beberapa perihal yang anyar kami alami.  Tentunya saya tidak segila itu buat bercerita seluruh rutinitas seksual yang kualami pada kokoku.

"Me, saya kelak diperlukan handycam. Ada pada kamu kan me?", bertanya kokoku sewaktu kami udah usai makan.

"Oh iya… sesaat saya ambilkan ya ko", kataku sembari membersihkan tanganku.

"Aku segera turut saja ke kamarmu me, sekaligus meriksa anti virus di komputermu", kata kokoku.

"Ok dech", kataku dan saya tunggu kokoku usai membersihkan tangan, lalu kami saling ke atas ke arah kamarku sembari terkadang sama sama menghina, serta sekali ini saya yang menang demikian saya gunakan Cie Stefanny jadi bahan ledekan.

Saya melepaskan sepatu serta kaus kakiku, yang lantas seluruhnya kutaruh di almari sepatu. Saya jadi terlintas tempo hari, waktu Jenny dan Sherly tiba mengantarku dan menyaksikan sepatu Cie Stefanny.

Sebentar jantungku berdegap kuat. Tiba-tiba saya terasa seram memikirkan apa reaksi kokoku bila dia lihat Cie Stefanny tertidur di tempat tidur kamarku pada kondisi telanjang bundar. Tetapi aku lekas kembali tenang di saat saya sadar bila tiada sepatu siapa saja yang di muka pintu kamarku.

Di kamar, saya menghidupkan AC serta buka korden jendela. Sehabis kokoku membenahi anti virus di komputerku dan handycam itu kuberikan kepadanya, kokoku minta pamit padaku, ujarnya ingin temani papah mama. Mereka akan pulang hari Minggu kelak, yang kemungkinan besar mereka pulang saat malam hari pada umumnya.

Sekalian tutup pintu sehabis kokoku udah keluar kamarku, saya mulai memikir, mempunyai arti saya sendirian hingga esok malam. Serta saya tahu saya tidak mungkin bisa lolos dari gempuran tiga pejantan di rumahku ini kalaupun saya tidak menutup diri di kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Namun saya kebingungan  pikirkan apa yang penting kulakukan saat saya mesti makan nanti malam. Entahlah, barangkali saya harus menghentikan lapar malam nanti. Yah, kira saja diet.

Jadi saya menutup pintu kamarku, namun suatu ketukan di saat saya masih sedekat ini dengan pintu kamarku membuatku menjerit terkejut.

"Me, ada apakah?  Ini barusan saya lupa kalaupun saya bawain kamu roti tawar dan keju hobymu", kudengar suara kokoku dari balik pintu.

Saya buka pintu lalu saya menghambur dan memegang kokoku dengan lega. Jantungku berdetak kuat, dan saya usaha menentramkan diriku dengan menyelusupkan mukaku di dada kokoku yang cukup bagian ini.

Kokoku balas memegang badanku secara lembut, serta saya lagi diam dalam dekapan kokoku.

"Me, ada apakah?  Barusan kamu kok sampai menjerit semacam itu?", bertanya kokoku dengan bingung.

"Aku… anu… memang siapakah yang gak terkejut kalaupun pintu yang anyar kukunci udah diketok begitu?", saya protes serta mendangak melihat kokoku, dan saya memasangkan muka cemberut.

"Ooh… sorry dech bila begitu", kata kokoku lalu membelai rambutku dengan sayang.

Saya puas sekali dengan perbuatan halus kokoku ini. Saya kembali menyelinapkan mukaku ke dada kokoku, dan saya rasa aman ada dalam dekapan kokoku.

Sesungguhnya saya tidak pengin membebaskan kokoku pergi, saya pengin nikmati perasaan aman ini. Namun saya takut kokoku justru berprasangka buruk dengan sikapku.

Jadi dengan berat hati saya membebaskan dekapanku di kokoku, lalu saya terima roti pemberian kokoku, tentu tidak lupa saya berterimakasih kepadanya.

Sehabis kokoku keluar kamar, saya kembali mengamankan pintu kamarku biar saat kokoku udah pergi, saya telah aman. Sekurang-kurangnya ini siang saya bebas dari masalah pak Bijakin, Wawan serta Suwito yang benar gak ikhlas membiarkanku tidak bekerja.

Serta roti yang dikasihkan kokoku ini nyata dapat selamatkanku dari rasa lapar di saat kelak saya mesti terpenjara dalam kamarku sendiri, untuk mengelit hasrat tiga pejantan itu.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

Saat ini saya ingin tidur siang barang tidak lama, agar malam nanti saya tak letih atau mengantuk waktu Andy mengontakku. Serta pastinya saya tidak langsung ingin tidur demikian saja, saya ingin tubuhku bersih maka dari itu saya dapat tidur secara nyaman.

Jadi saya siap-siap buat selekasnya mandi. Sekalian menenteng handuk, saya berangkat ke kamar mandiku untuk mempersiapkan air hangat di shower dengan memutar handel keran ke yang kebanyakan.

Selesai saya berasa air yang memancar dari shower ini tidak terlampau dingin, dengan enjoy saya melepaskan busana serta rok seragam sekolahku,  bra dan celana dalamku, lalu semua kutaruh dalam keranjang pakaian kotor.

Saya mengamankan pintu kamar mandiku serta saya selekasnya berdiri di bawah siraman shower air hangat ini sampai rasa penat yang menimpa badanku sedikit terobati.

Sehabis seluruhnya badanku basah, saya mulai memberikan hati badanku dengan cairan sabun mandiku yang halus, tetapi saya jadi menggigit bibirku sendiri waktu saya menyabuni ke-2  payudaraku.

Seringkali telapak tanganku menyenggol puting payudaraku tanpa ada berniat waktu saya mencuci ke-2  payudaraku, dan dari awalannya yang tak berencana itu saat ini saya sendiri yang justru berniat sentuh serta merayu ke-2  puting payudaraku sendiri.

"Mmmh…", saya mengerang nikmati rasa panas yang mulai menjalari badanku.

Saat ini saya mulai meremas halus ke-2  payudaraku sendiri, sembari mengayalkan Andy tengah mencumbu dan memanjakanku dengan mesra di kamar mandiku kini.

"Mmmh…", saya kembali mengesah dengan napas mengincar, sembari pejamkan mataku dan nikmati fantasy liar yang penuhi pikiranku ini.

"Ohh… Andy…", saya mendesah, serta bersamaan hasratku yang tambah menggelegak, saya mulai meraba bibir vaginaku sendiri.

Semua rabaan dan penekanan yang kulakukan pada bibir vaginaku dengan jemari jari tanganku ini membuatku mulai terlepas kontrol. Saya memikirkan Andy tengah mencumbuiku dengan mesra, pun tengah meraba dan meremas ke-2  payudaraku secara halus sebagai berikut.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Hasratku sudah memulai kuasai diriku. Tanganku seperti bergerak sendiri, mencelupkan jemari telunjuk kananku ke lubang vaginaku. Rasa nikmat saat jemari tanganku menarik lubang vaginaku sendiri membuatku memikirkan Andy memerkosaku dengan penuh cinta di kamar mandiku waktu ini.

"Mmm… ssshh…", saya mengesah, mendesah, dan mengulet perlahan-lahan di bawah siraman air hangat yang nyaman ini, sembari nikmati nakalnya jemari tanganku yang memikat lubang vaginaku sendiri serta saya selalu memikirkan Andy yang kerjakan semuanya padaku.

Rasa panas mulai menjalari sekujur badanku, dan napasku kian tidak teratur. Saya pejamkan mataku dan ke-2  pahaku ini kurapatkan semaksimal mungkin nikmati tiap gerakan yang memunculkan rasa nyeri pada lubang vaginaku.

Desahanku telah memulai berganti jadi dengusan, serta selang beberapa saat badanku tersentak sentak diterpa orgasme.

"Andyyy…", saya mendesah panjang, gak kuat kembali terima seluruhnya kesan ini, dan saya menarik jemari telunjuk kananku dari capitan lubang vaginaku.

Dengan napas tersengal, saya lihat ke wilayah selangkanganku, di mana cairan cintaku terus merembes membasahi ke-2  pahaku. Ke-2  betisku kembali berasa pegal gara-gara kenakalanku ini, serta tenagaku kembali lagi seperti musnah demikian saja tidak tahu ke mana.

"Duh… saya ini mengapa sich… kok jadi seperti ini…", saya mengeluhkan lambat mengendalikan malu sadari bila saya baru-baru ini bermasturbasi sekalian mengandaikan Andy, dan saya usaha menghimpit hasrat birahiku ini.

Perlahan-lahan saya mulai sembuh dari kondisi terangsang ini, dan orgasmeku juga berkurang. Rambutku jadi basah semua, dan saya memilih untuk keramas sekaligus. Gak lupa saya bersihkan lubang vaginaku tadi sempat disanggupi cairan cintaku ini, dan saat ini saya udah merasakan nyaman dengan badanku.

Kemudian saya menghanduki rambut dan badanku sampai kering, lalu saya membelitkan handuk ini sampai tutup 1/2 sisi payudaraku sampai ke 1/2 pahaku.

Dan saya baru keluar kamar mandiku, saat saya hampir menjerit di saat saya memandang bayang-bayang sebagian orang di jendela kamarku tadi tirainya tidak kututup.

CERITA SEKS DESAHAN NON ELIZA SEMOK PART4

"Kalian ini udah edan ya!", saya 1/2 menghardik di Wawan dan Suwito yang asyik menyaksikaniku dari jendela kamarku

Saya sesungguhnya bukan tak ingat jika badanku ini udah berkali kali dicicip dan dijarah habis oleh mereka. Tentu saja bertelanjang badan dihadapan mereka udah bukan hal yang fantastis, manalagi waktu ini badanku masih terlilit handuk mandiku. Tetapi entahlah mengapa, sekarang ini saya berasa dongkol diintip oleh mereka seperti berikut.

Wawan dan Suwito beraga tidak dengar kata kataku, serta mereka berdua menyimpan tangan mereka dalam telinga mereka sekalian buka mulut mereka, seakan mau saya mengulang-ulang kata kataku, sampai saya semakin dongkol. Memandang sikap mereka ini saya tahu kokoku sudah pasti pergi. Jika kokoku belum pergi, tidak mungkin mereka berani kurang ajar semacam ini padaku.

Saya mengambil langkah ke jendela dan akan tutup korden jendela kamarku ini, di saat tau-tau tersirat suatu gagasan yang membuatku mau ketawa.

Lihat mereka lagi melihatiku sesuai itu, saya bukanlah menutupkan korden jendela kamarku, tetapi saya malahan melapangkan handuk yang membalut badanku, dan dengan perlahan-lahan saya turunkan handuk ini.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama